3/16/2009

Lemahnya kita

Kemarin, saya nemenin adik sepupu saya yang praktik di daerah Banjarbaru. Minggu sore kita berangkat menuju rumah tempat dia numpang nginap. Di sana ada 6 orang, termasuk adik sepupu saya.
Kita sampai di sana setelah magrib. Nah di sini permasalahannya, bukannya menyegrakan diri untuk melaksanakan kewajiban yang waktunya sangat singkat tapi beberapa di antara mereka malah melakukan kesibukan masing-masing yang sebenarnya tidak penting. Ada yang langsung laporan panjang lebar sama sang "pujaan hati", sama ortu malah lupa. Ada yang melanjutkan pertengkaran sama san mantan ditelpon. Trus ada yang santai-santai sambil ngobris dan waktu ditanyain shalat, jawabnya bervariasi alasan ngeles bahkan ada yang nyeletuk (ya nganggap remeh gitu, sambil ketawa-ketiwi).
Pas sudah selesai telponan, diajak shalat jawabnya apa? "aduh udah hampir Isya ntar aja di qadha, makan aja dulu" (padahal masih sempat).
Bukannya saya merasa hebat atau gimana, saya juga orang yang sangat jauh dari yang namanya mendekati kesempurnaan. Tapi sedih aja semakin banyak yang meninggalkan kewajibannya, minimal kewajiban 5 waktu.
Apakah sepenting itu "pasangan yang belum terikat"? Sampai-sampai lupa segalanya.
Banyak yang terlena dengan surga dunia sehingga lupa dengan siapa sebenarny yang menciptakannya, siapa sebenarnya yang menjadikan mereka seperti sekarang.
Ini juga teguran bagi diri saya, yang pastilah juga tak luput dari lupa dan dosa.

4 Comments:

Mardee W said...

na'udzubillahi min dzalik..

rey, ganti template trus kasih pernak pernik dikit ntar kan blognya kan jadi bagus :)

rai said...

Oc kaka :D

Hijau Lumut said...

hmmmmm.... setuju tuh ka rey...
kalo ada teman telpon, kita cepat-cepat ngangkat...
kalo ada teman sms, kita cepat-cepat balas..
tapi kenapa pas terdengar suara adzan, kita tidak cepat-cepat berwudhu dan menghadap-Nya....??
Itulah lemahnya kita...
Semoga semakin hari, kita semakin dekat dengan-Nya... Aamiin....

Deacy said...

ka rei...semangat!!!!!