5/24/2009

Sabar-sabar

Minggu-minggu yang capek, melelahkan, menegangkan, bikin naik darah. Emosi yang kukira udah terkontrol eh ternyata tidak, malah kembali parah. Hahahaaa habisnya sangat berpotensi banget bikin orang marah. Sedikit aja kesinggung langsung meluap amarah tapi bersyukur masih pada batas-batasnya.
Berdiam diri, menurutku ini deh yang paling aman supaya tali pembatasnya tidak putus. Tapi kalo diusik juga, mana bisa tahan?

5/18/2009

Titik

Titik bukan sembarang titik, semua apa yang kita tulis dan kita gambar berawal dari titik. Saat kita belajar menulis, diawali dengan titik. Ketika kita mengahiri tulisan kita, ditandai dengan titik. Titik juga bisa memberikan kebaikan ataupun noda. Titik mempunyai banyak arti dan menyimpan semua yang ada di benak kita.

Hahaaa pembicaraan yang tidak penting. Tapi menjadi satu perenungan lagi bahwa kita melupakan satu hal yang kecil, dimana hal kecil itu bisa memberikan perubahan besar dalam hidup kita.

5/09/2009

Teman penting yang terlupakan

Kematian...kasar dan ekstrim sih kalo kita ngucapinnya. Tapi biar semua pada ngerti. Belakangan ini aku tak tau apa yang terjadi dengan diriku, tiba-tiba saja aku terpikirkan dengan satu kata itu. Hatiku bergetar, mungkinkah ini peringatan bagiku akan semakin dekatnya jasadku dikembalikan ke asal? Tak sedikitpun terbersit dipikiranku apakah ini pertanda akan terjadi sesuatu? Yang kulakukan hanyalah lebih mendekatkan diri padaNya berharap kegundahanku ini cepat berakhir dan menemukan titik terang.
Yup, hari ini terjawab sudah ketakutanku itu. Ternyata memang tentang "kata" itu yang terjadi. Rasa tak karuan, kegundahan, ketakutan, dan sejenisnya yang kualami ternyata merupakan suatu firasat buruk yang akan terjadi. Ketika berita itu datang, tak setetes pun air mata yang berhasil lolos menampakkan dirinya walaupun dada ini sakit, sesak, entahlah rasanya seperti berada diruang hampa udara. Yang kulakukan hanya terdiam dan menjadi tempat peraduan mereka. Apakah dosa yang telah kulakukan ini sudah sangat sangat besar sampai-sampai hatiku tak tergugah sedikitpun. Ingin rasanya aku menangis seperti mereka, ingin rasanya hatiku rapuh seperti mereka, ingin rasanya aku disabarkan oleh mereka, yaaa sejenis irilah aku pada mereka. Namun yang semakin meyakinkanku adalah kematian akan datang kapan pun, dimanapun dan dalam keadaan apapun. Yang kita lakukan adalah mempersiapkan diri kita menerima dengan senyuman ketika dia datang dan jujur aku sampai sekarang masih takut dengan kedatangannya. Tapi kalo memang dah saatnya, kita tak mampu berbuat apa-apa lagi.
Ku berdoa semoga kebaikan yang dilakukan menjadi jubah pelindung baginya dan amal ibadah beliau diterima di sisiNya...Amin yarabbal alamin. Maafkan aku selama ini...

ps: aku tau pasti lebay deh kata-kataku itu, harap maklumi. Semuanya aku mohon ridho dan maaf dari kalian juga :), terima kasih.